TODAY, 11 Januari:
Belajar Sabar
Betapa indahnya jika seseorang punya kadar kesabaran yang tinggi...
Pengendalian dirinya luar biasa pasti...
Sebagaimana kerasnya keinginan saya untuk bersabar...
Tetapi, ternyata bagi saya pribadi untuk jadi sungguh sabar adalah suatu perjuangan hari lepas hari yang tidak mudah.
Sebagai orang Sumatera, cukup emosian biasanya.
Dan pekerjaan saya di bidang saham sebagai 'stockbroker' selama 10 tahun di Jakarta, sungguh menjadikan kata 'sabar' sangat jauh dari kamus saya sehari-hari.
Semuanya mau serba cepat. Serba kilat.
Kalau bisa instan, mengapa harus berlambat-lambat?
Setelah pindah ke Singapura, saya kira hal ini menjadi lebih sulit juga.
Semua seolah berpacu dengan waktu...
Naik MRT saja buru-buru...
Naik eskalator di sebelah kiri adalah jalur lambat...
Kalau mau cepat silakan ke jalur kanan dan berjalan di tangga berjalan tersebut.
Saya kembali dituntut untuk cepat, sigap, apalagi ditambah mengurus anak-anak sendiri...
Menjadikan diri ini dituntut untuk lebih efektif dan efisien.
Namun seiring berjalannya waktu...
Serta banyak pula kejadian di kehidupan yang seolah 'memaksa' saya untuk bersabar dan menunggu...
Mau tidak mau, saya pun belajar...
Belajar sabar, tidak mudah...
Butuh perjuangan, kerendahan hati, juga mungkin: ikhlas melepaskan keinginanku yang mungkin berbeda dengan kehendak-Nya...
Sampai detik ini, saya terus belajar sabar.
Meskipun tidak mudah...
Setiap hari saya berusaha untuk lebih baik lagi dari kemarin.
Kadang berhasil, kadang ya gagal lagi...
Saya terus diingatkan bahwa orang yang bijaksana memilih bersabar...
Sementara mereka yang gampang darting alias darah tinggi, pada akhirnya cukup sering menyesali sikapnya karena bertindak penuh emosi di saat itu...
Terkadang penyesalan memang datangnya terlambat...
Dan sebelum semuanya terlambat ada baiknya diam terlebih dahulu.
Daripada semuanya terlanjur menjadi semakin parah...
Sampai saat ini saya dan Anda masih terus belajar sabar...
Semoga kita tidak mudah menyerah, sebagaimana Tuhan tak pernah menyerah begitu saja terhadap kita yang penuh dosa ini.
Bukan berarti kita pun harus bermegah di atas segala dosa dan kelemahan kita serta terus-menerus berdalih atasnya, melainkan kita harus sekuat tenaga berjuang untuk menaklukkan diri dan kelemahan kita.
Dengan pertolongan Tuhan, semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik hari lepas hari.
Semoga kita dilimpahi panjang sabar, meskipun itu tidak berarti kita mengorbankan diri dan prinsip utama di hidup kita.
Semoga ini menjadi permenungan kita bersama.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.
--- Amsal 14:17
No comments:
Post a Comment